Ayat Jurnal Penyesuaian atau disingkat AJP ini merupakan jurnal yang dibuat
pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar
menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan.
Informasi-informasi keuangan tersebut berasal dari neraca saldo (Daftar
saldo-saldo perkiraan sementara). Akan tetapi, data yang terdapat dalam neraca
saldo belum tentu mencerminkan data sebenarnya pada akhir periode.
Misalnya, pendapatan yang masih harus diterima. Pendapatan jenis ini
seharusnya sudah menjadi hak perusahaan, tetapi karena hal tertentu maka
pendapatan belum dapat diterima. Maka jenis pendapatan seperti ini dicatat
sebagai piutang dan dicatat pada akhir periode.
Jadi, fungsi Jurnal Penyesuaian adalah untuk mengoreksi akun harta, utang,
modal, pendapatan, dan beban sehingga mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Ini adalah akun-akun dalam Jurnal penyesuaian yang masih harus disesuaikan
antara lain:
·
Penyesuaian penyusutan aktiva tetap
(kendaraan, mesin, dll)
·
Penyesuaian pemakaian perlengkapan
·
Penyesuaian pendapatan diterima dimuka
·
Penyesuaian beban dibayar dimuka
·
Penyesuaian beban yang masih harus
dibayar (Utang)
·
Penyesuaian pendapatan yang masih harus
diterima (Piutang)
·
Penyesuaian piutang tak tertagih
·
Penyesuaian persediaan barang dagang
Nah, untuk
kali ini kita tidak akan membahas akun-akun tersebut satu persatu, tetapi kita
akan memfokuskan mempelajari kedua metode Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang
Dagang. Akun ini tidak mungkin ada dalam perusahaan jasa. Mengapa demikian?
Jawabannya sudah sangat jelas bukan? Itu karena perusahaan jasa tidak melayani
transaksi jual beli barang, melainkan melayani penyediaan jasa tertentu.
Persediaan barang dagang di akhir periode harus disesuaikan saldonya, karena
persediaan barang dagang awal periode dan akhir periode jumlahnya berbeda. Hal
tersebut dikarenakan perusahaan sudah melakukan transaksi keuangan yang
mengakibatkan bertambah atau berkurangnya saldo persediaan barang dagang.
Barang tersebut dapat berkurang pada akhir periode atau bahkan bertambah. Sehingga,
saldo persediaan barang dagang awal harus disesuaikan dengan saldo pada akhir
periode dan dicatat dalam Jurnal Penyesuaian.
Jadiii, kedua
metode tersebut antara lain:
1.
Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang
Dagang dengan Pendekatan Ikhtisar Laba-Rugi
2.
Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang
Dagang dengan Pendekatan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Penasaran? Mari kita lihat bagaimana cara pengerjaannya.. ;)
1.
Jurnal
Penyesuaian Persediaan Barang Dagang dengan metode Ikhtisar Laba-Rugi
a.
Persediaan Barang Dagang Awal
Pada akhir periode akuntansi, persediaan barang
dagang awal disesuaikan dengan cara mendebet
Ikhtisar Laba/Rugi dan mengkredit
Akun persediaan barang dagang awal.
Tujuannya dilakukan ini adalah pertama, untuk
memindahkan akun persediaan barang dagang awal dari akun riil menjadi akun
laba-rugi (nominal). Akun riil adalah akun-akun yang terdapat dalam neraca
seperti aktiva tetap, utang, dan modal. Sedangkan akun nominal adalah akun-akun
yang terdapat dalam laporan laba-rugi seperti pendapatan dan beban.
Kedua, untuk Me-nol-kan Akun persediaan barang
dagang awal karena barang tersebut sudah habis atau terjual dan sebenarnya
telah menjadi bagian dari harga pokok barang dagang. Bentuk nya seperti ini:
Ikhtisar Laba/Rugi (D) XX
Persediaan Barang Dagang Awal (K) XX
b.
Persediaan Barang Dagang Akhir
Penyesuaian persediaan barang dagang akhir pada
akhir periode akuntansi dilakukan dengan mendebet
persediaan barang dagang akhir
dan mengkredit Ikhtisar Laba/Rugi.
Tujuannya adalah untuk memindahkan Akun
persediaan barang dagang akhir dari akun riil menjadi akun Laba-Rugi dan
mengurangi harga pokok barang dagang yang dijual.
Yang kedua, berfungsi untuk menampilkan
persediaan barang dagang akhir di neraca karena barang tersebut masih ada.
Bentuk nya seperti ini:
Persediaan
Barang Dagang Akhir (D) XX
Ikhtisar Laba/Rugi (K) XX
Simple kan? hehe Sekarang mari kita lihat contoh penerapan dalam
soal.
Soal 1
PD “Sumber
Rejeki”
Neraca
Saldo
Per
31 Desember 2014
No. Akun
|
Nama Akun
|
Debit
|
Kredit
|
114
|
Persediaan barang Dagang
|
Rp. 8.000.000
|
|
411
|
Penjualan
|
Rp.60.000.000
|
|
504
|
Pembelian
|
Rp. 20.000.000
|
|
505
|
Beban angkut pembelian
|
Rp. 5.000.000
|
|
Dalam data
penyesuaian persediaan barang dagang sebesar Rp. 6.000.000. Pencatatan jurnal
penyesuaian yang benar dalam metode Ikhtisar laba/rugi adalah...
Penjelasan:
Dalam tabel
neraca saldo diatas, kita bisa lihat persediaan barang dagang pada awal periode
(1 Januari 2014) sebesar Rp. 8.000.000. Dalam satu tahun operasi nya yaitu
tanggal 1 Januari-31 Desember 2014, PD Sumber Rejeki tentu melakukan
beberapa kali pembelian atau penjualan yang dapat menambahkan atau mengurangi
saldo persediaan barang dagang. Didalam soal persediaan barang dagang akhir
sudah dicantumkan yaitu sebesar Rp. 6.000.000. Maka, harus dilakukan
penyesuaian terhadap persediaan awal dan akhir.
Oleh karena
itu, persediaan barang dagang awal sudah tidak ada lagi karena sudah terjual
dan merupakan bagian dari harga pokok penjualan. Nah, jadi penyesuaiannya
adalah mendebet Akun Ikhtisar Laba/Rugi dan mengkredit Akun persediaan barang
dagang (awal)
Tetapi,
persediaan barang dagang akhir masih ada sisa sehingga dicatat di sisi debet
dan Ikhtisar Laba/Rugi dicantumkan di sisi kredit. Seperti ini:
Ikhtisar
Laba/Rugi Rp. 8.000.000
Persediaan barang dagang awal Rp. 8.000.000
Persediaan
barang dagang akhir Rp.
6.000.000
Ikhtisar Laba/Rugi Rp. 6.000.000
Soal 2
Sebagian data
neraca saldo PD “Jessjess Tututt”
- Kas
Rp. 5.000.000
- Persediaan
Barang Dagang Rp. 3.000.000
-
Peralatan Rp. 4.000.000
-
Perlengkapan
Rp. 2.000.000
Data
penyesuaian per 31 Desember 2013 sebagai berikut:
Persediaan
barang dagang Rp. 2.000.000
Ayat jurnal
penyesuaian yang benar berdasarkan pendekatan Ikhtisar Laba/Rugi adalah...
Penyelesaiannya:
Ikhtisar
Laba/Rugi Rp. 3.000.000
Persediaan Barang dagang Rp. 3.000.000
Persediaan
barang dagang Rp. 2.000.000
Ikhtisar Laba/Rugi Rp. 2.000.000